Assalamu'alaikum Wr. Wb
Selamat Datang di Blogg BUDHI SUCI ASMA'UL KHUSNAA salam persaudaraan untuk saudara PBSAK dimanapun berada, semoga tetap dalam Perlindungan Alloh SWT dimudahkan dalam berbagai urusan, tetap Terjaga Keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT
Amin...
berikut adalah Kutipan Peasan Pendiri BUDHI SUCI ASMA'UL KHUSNAA Bang Ali Effendi:
"Banyak Orang yang Melebihi Saya" terkesan skeptis, tidak percaya diri. Namun jika dicermati secara seksama, pemaknaannya tidak sedangkal itu. Deretan lima kata tersebut sejatinya menyiratkan kearifan. Jika ditarik ke atas akan meredam arogansi, sedangkan ke bawah menghilangkan rasa rendah diri. "Kalau kita merasa pintar, kita selalu ingat bahwa ada yang lebih pintar. Sementara jika merasa bodoh, ada yang lebih bodoh dari kita," tutur Ali Effendi (67), pendiri sekaligus pemimpin Perguruan Budi Suci Asmaul Khusna (PBSAK) Semarang. Menurut Bang Ali, demikian dia biasa dipanggil, kalimat tersebut sengaja dipilih sebagai motto PBSAK agar selalu dicamkan para murid. Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan sanggup menakar batasan perilaku yang pantas dan tidak. Dengan begitu, dalam dirinya akan tumbuh pribadi yang sehat dan santun. PBSAK adalah hasil penggabungan antara Budi Suci dan Asmaul Husna, dua aliran yang sama-sama pernah dia dalami. Tahun 1966, Bang Ali belajar di perguruan Budi Suci pimpinan Muhammad Sidiq asal Indramayu. Sedangkan pada 1974 dia menyerap ilmu Asmaul Husna dari Muhammad Fattah di Kudus. Hasilnya pada 1970, suami Fatimah tersebut membentuk PBSAK yang bertujuan memperbaiki budi pekerti. Sejak didirikan PBSAK telah mempunyai sekitar 36.000 murid yang tersebar di seluruh Indonesia. Bang Ali mengajarkan olah batin dan raga dalam takaran yang berimbang. Penyelarasan kedua hal tersebut diperlukan untuk memperbaiki perilaku seseorang. Olahraga menimbulkan kesegaran tubuh, sedangkan olah batin menciptakan kebersihan hati dan kejernihan pikir. Saat ini, setiap malam Minggu, belasan anak muda belajar di rumahnya yang bersahaja, Jl Lintang Trenggono II No 34, Tlogosari Semarang. Selain belajar beladiri dan tenaga dalam, mereka juga berdiskusi agama. Bang Ali mensyaratkan para muridnya untuk menghindari mo limo dan wajib mengerjakan shalat lima waktu. "Kalau mereka mabuk-mabukan dan suka main perempuan, ilmu yang mereka pelajari akan menjadi sia-sia,"
Semoga Bisa Bermanfaat dan sebagai tolok ukur perilaku kita sehari-hari dan tetap terjaga Keimanan dan ketaqwaan Kita kepada Alloh SWT.
Selamat Datang di Blogg BUDHI SUCI ASMA'UL KHUSNAA salam persaudaraan untuk saudara PBSAK dimanapun berada, semoga tetap dalam Perlindungan Alloh SWT dimudahkan dalam berbagai urusan, tetap Terjaga Keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT
Amin...
berikut adalah Kutipan Peasan Pendiri BUDHI SUCI ASMA'UL KHUSNAA Bang Ali Effendi:
"Banyak Orang yang Melebihi Saya" terkesan skeptis, tidak percaya diri. Namun jika dicermati secara seksama, pemaknaannya tidak sedangkal itu. Deretan lima kata tersebut sejatinya menyiratkan kearifan. Jika ditarik ke atas akan meredam arogansi, sedangkan ke bawah menghilangkan rasa rendah diri. "Kalau kita merasa pintar, kita selalu ingat bahwa ada yang lebih pintar. Sementara jika merasa bodoh, ada yang lebih bodoh dari kita," tutur Ali Effendi (67), pendiri sekaligus pemimpin Perguruan Budi Suci Asmaul Khusna (PBSAK) Semarang. Menurut Bang Ali, demikian dia biasa dipanggil, kalimat tersebut sengaja dipilih sebagai motto PBSAK agar selalu dicamkan para murid. Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan sanggup menakar batasan perilaku yang pantas dan tidak. Dengan begitu, dalam dirinya akan tumbuh pribadi yang sehat dan santun. PBSAK adalah hasil penggabungan antara Budi Suci dan Asmaul Husna, dua aliran yang sama-sama pernah dia dalami. Tahun 1966, Bang Ali belajar di perguruan Budi Suci pimpinan Muhammad Sidiq asal Indramayu. Sedangkan pada 1974 dia menyerap ilmu Asmaul Husna dari Muhammad Fattah di Kudus. Hasilnya pada 1970, suami Fatimah tersebut membentuk PBSAK yang bertujuan memperbaiki budi pekerti. Sejak didirikan PBSAK telah mempunyai sekitar 36.000 murid yang tersebar di seluruh Indonesia. Bang Ali mengajarkan olah batin dan raga dalam takaran yang berimbang. Penyelarasan kedua hal tersebut diperlukan untuk memperbaiki perilaku seseorang. Olahraga menimbulkan kesegaran tubuh, sedangkan olah batin menciptakan kebersihan hati dan kejernihan pikir. Saat ini, setiap malam Minggu, belasan anak muda belajar di rumahnya yang bersahaja, Jl Lintang Trenggono II No 34, Tlogosari Semarang. Selain belajar beladiri dan tenaga dalam, mereka juga berdiskusi agama. Bang Ali mensyaratkan para muridnya untuk menghindari mo limo dan wajib mengerjakan shalat lima waktu. "Kalau mereka mabuk-mabukan dan suka main perempuan, ilmu yang mereka pelajari akan menjadi sia-sia,"
Semoga Bisa Bermanfaat dan sebagai tolok ukur perilaku kita sehari-hari dan tetap terjaga Keimanan dan ketaqwaan Kita kepada Alloh SWT.
Komentar
Apakah di cilacap sudah ada Asmaul Husna Budhi Suci ?
#salamdrbapaksayadariblora